Subscribe to our RSS Feeds
Hello, this is a sample text to show how you can display a short information about you and or your blog. You can use this space to display text or image introduction or to display 468 x 60 ads and to maximize your earnings.

kalompokiin

0 Comments »

Usia alam raya sudah renta, Sayang, tapi hanya usia saja. Kehidupannya sendiri tidak pernah renta. Apalah arti kematian, jika kehidupan melanjutkan yang sudah mati? Jangan menangis, Sayang, jangan basah matamu.

Mata yang basah, itu yang membuat Cen selalu tampak cantik. Sebab Tiansun tidak bisa membasahkan matanya. Mata Tiansun terdiri dari ratusan bintik-bintik kecil. Dari bintik itu, dia bisa mengeja citraan sejelas mata Cen yang hanya sepasang.

Di desaku, seseorang sedang menungguku.

Siapa? 

Kami menyebutnya suami. Artinya, yang bisa membuahi. 

Kamu mau pulang? 

Cen menggeleng. Aku mau mati bersamamu. 

Magnitudes tiba. Benda berbentuk putih bulat yang dikelilingi kaca mendesing tanpa suara di sebelah Tiansun. Tiansun lenyap dan muncul lagi di dalam kokpit. Diletakkan sapu di kotak penyimpanan barang. Sepotong plat cair terjatuh, tersenggol tangannya. Tiansun memungutnya. Plat cair itu bergerak di tangan Tiansun dan berubah menjadi peta langit.

Ini gambar Cen sebelum kematiannya. Dia mengirimkan plat cair kepada Tiansun agar Tiansun selalu mengingat dirinya. Peta di tangan Tiansun adalah peta gugusan Bima Sakti. Tiansun membaca tulisan kecil di plat cair itu: Ke mana pun matamu memandang, pandanglah gugusan Bima Sakti. 

Tiansun meletakkan plat cair di kotak perlengkapan, di sebelah sapu. Dia bergerak ke arah meja kecil dan mengambil benda berbentuk lingkaran yang berwarna gelap, segelap langit di luar. Dikocoknya benda itu, lalu diletakkan di hidungnya. Sambil berbaring miring, Tiansun menyedot Koma pelan-pelan. Begitu bening rasa Koma, begitu menyegarkan tubuhnya. Tidak ada gerakan sekecil pun dari mimik Tiansun. Telinganya yang kecil seperti daun tertelungkup, menutup. Gerakan menyedot Komanya semakin stabil, seakan-akan Tiansun menyerahkan dirinya dalam penjara ketidaksadaran.

Magnitudes melayang cepat, mengayun bagai ayunan di taman. Ketidaksadaran Tiansun bersama keheningan tidak bisa dipisahkan sebagai dua entitas. Tubuh Tiansun hangat oleh cairan Koma. Pikirannya menciptakan bayangan Cen dan cerita-ceritanya tentang mimpi. Manusia bermimpi saat tidur, kata Cen. Aku selalu bermimpi tentangmu, biarpun tubuhku berada di sini. 

Jam di kantungnya terus berdetik. .

TERDENGAR suara klik yang halus dan suara getar yang samar-samar. Tiansun membuka matanya. Magnitudes sudah mencapai tempat yang diinginkan. Layar di depan matanya menunjukkan garis gelombang, menandakan Magnitudes menyampaikan pesan dalam bahasa mesin. Tiansun mengerti yang dimaksud. Dia melepaskan peralatan yang mengikat tubuhnya di kursi, lalu dalam hitungan singkat, dia menghilang. Tahu-tahu Tiansun sudah berada di luar Magnitudes.

Persis di sampingnya, ada tanda yang terbuat dari besi. Jalan Aetos Dios. Sinar temaram berasal dari kafe yang terletak di sudut. Tiansun bergerak ke arah kafe itu dengan pelan-pelan. Di planet ini, benda-benda berwarna kuning bening selalu berjatuhan dari langit, mengelilingi kepala Tiansun, berputar-putar dan jatuh ke kakinya. Debu dari angkasa. Penduduknya menyebut benda ini al anz. Kata Cen, Al anz seperti salju, tapi di Bumi, salju berwarna putih, bukan kuning bening. 

Kafe sudah tutup, tapi dari jendela, Tiansun bisa melihat bayangan Sarin yang bergerak ke sana kemari. Pintu terbuka cepat. Senyum Sarin hangat, membuat Tiansun langsung melupakan rasa lelahnya.

Hujan di luar? tanya Sarin.

Tiansun menggeleng. Sebentar lagi. 

Dari lantai dua terdengar suara kaki berlari-lari turun dari tangga. Sebentuk kepala dengan sepasang mata dan bibir berwarna perak muncul dari belakang kafe. Langkahnya tergesa-gesa. Tangannya memegang tas dan perlengkapan lain. Tiansun memandang makhluk mungil di depannya dengan imaji yang segera membentuk bayangan lain.

Mari pulang sebelum hujan, Zosma, kata Tiansun. Ucapkan selamat jalan kepada Paman Sarin.

Tepat di luar, hujan lintang kemukus mulai menampakkan penampilannya. Langit berpendar-pendar dengan jutaan ekor meteor. Tiansun menarik Zosma lebih cepat. Mereka berdua menghilang dan masuk ke dalam kokpit Magnitudes. Magnitudes melayang ke kiri dan kanan, lama-lama semakin stabil, menembus benderang hujan cahaya meteor dan keheningan. Zosma menempelkan tubuhnya di sisi Tiansun, mencari-cari puting. Bibirnya berdecap-decap, menyusu dengan rakus. Hujan kemukus semakin menderas di luar. (*)

* Dari segi tulisan, rasanya inyo cukup acungin 7,5 kolor bekas aja deh. Jika cerpen Kemukus ini inyo posting di kebonijo sebenarnya untuk menguji Gaydar inyo. Gaydar kan bukan cuman untuk menilai fisik seseorang Gay atau bukan tapi bisa juga untuk meradar cerpen atau novel apakah kisah dan tokoh-tokohnya Gay atau bukan. Setelah membaca cerpen ini koq ya Gaydar inyo setengah naik setengah jongkok. Karena gaya menulis yang dipakai seperti dongeng mana satu tokohnya model Alien gitu. Adakah tokoh Tiansun (makhluk alien) dan Cen (manusia bumi) ini adalah Lesbian? Bagaimana pendapat para sahabat pembaca kebon ijo??? Pliiissss help me.... :))
Cerpen Kemukus ini jangan-jangan kisah nyata yang di-Fiksi-kan, mengingat ranah literasi sastra Lesbian dikuasai kisah-kisah nyata (kalau pun fiksi akan ada embel-embel berdasarkan kisah nyata), jadi seberapa banyak kebenaran yang dalam cerpen Kemukus ini  adalah kisah nyata yang dituliskan dalam bingkai fiksi? 
Ada yang tahuuuuu???? wkwkwkwkwk
Dan sayang (sayang? kate siape?) sekali kalau benar cerpen Kemukus adalah kisah Lesbian, koq ga ada situs lesbian yang memulung ini cerpen yaaa???  Biasanya dua atau tiga hari sebuah cerpen bertema LGBT udah langsung diposting tuh.Apa nih cerpen di bawah standar mereka??? Atau ada pertimbangan lain mungkin??? hehe...
Btw, entah lagi trend atau latah, banyak penulis memunculkan tokohnya LGBT di akhir cerita sebagai efek kejut. Ikut-ikutan sih kalo kata inyo... :p

* Clara Ng menulis cerita pendek dan Novel. Cerita pendeknya antara lain Rahasia Bulan (Kumcer LGBT Rahasia Bulan), Mata Indah (Koran Tempo, Kumcer Lesbian Au Soir du Paris- Sepocikopi). Novel antara lain, Tujuh Musim Setahun, Bridesmaid-Indiana Chronicles, Dimsum Terakhir dan Gerhana Kembar.
Semalam inyo dapat surel dari Noomi Rapace yang isinya menyatakan bahwa dia sedang sibuk shooting film "Passion" sehingga ga sempat ngedate ama inyo... :)) Noomi memberikan sedikit bocoran bahwa Film Passion berunsur atau bertema Lesbian. Huhuyyyyy!!!

Passion, mengisahkan tentang ambisi dua perempuan dalam memperembutkan kekuasaan di dunia bisnis internasional. Catherine yang diperankan Rachel Mc Adams melakukan segala tipu daya, memanipulasi dan memanfaatkan kepolosan asistennya Isabelle yang diperankan Noomi Rapace. Mungkin kita "agak" terbiasa dengan Noomi yang Elysabeth Salander yang gothic dan suram. Masih berat rasanya menswitch Noomi, gadis bertato dragon yang penuh amarah dan dendam  bahkan inyo hampir tidak mengenali ketika Noomi berperan sebagai gipsi di film Sherlock Holmes. Dalam film ini Noomi agak kalem sebagai orang yang dizalimi bos-nya. Peran antagonis Rachel sebagai bos yang ambisius mungkin sedikit di luar peran dia selama ini yang manis dan agak sopan... hehehe
20.26

0 Responses to "kalompokiin"

Posting Komentar